Friday, August 15, 2014

Ajari Aku

Andai ini lembutnya sutra
Ajari aku tentang nikmatnya
Agar ku tahu apa dan mengapa
Ianya dinanti, diminta dan dipuja

Andai ini jemunya resah
Ajari aku apa yang indah
Agar ku beza rasanya gelisah
Atau terusku mengambil endah

Andai ini peritnya rindu
Ajari aku kenapa bertamu
Bikin ku gundah dan terus keliru
Hingga masanya untuk bertemu

Andai ini indahnya mimpi
Ajari aku tentang pelangi
Cantik cuma di mata hati
Untuk digapai ianya menyepi

Andai ini mesranya kasih
Ajari aku untuk tak berkalih
Moga hatiku tak mungkin tersisih
Dah natijahnya akhiran yang pedih

Ajari aku tentang cinta
Untuk ku nikmati segala rasa
Ajari aku tentang benci
Untuk menilai yang mana hakiki.......

Kediaman Rasmi Batu Buruk, 13 Ogos 2014

Pelacur tua di lorong sepi

Pelacur tua di lorong sepi
Dibangku usang langganan dinanti
Bukannya mewah sekadar dicari
Meski tidurnya tak berulit mimpi

Pelacur tua memendam rasa
Sekian lama menjadi hamba
Entah kenapa alasannya mengapa
Hingga berakhir dilorong durja

Pelacur tua jiwanya resah
Sekian lama diamuk gelisah
Sedar dan insaf tak kunjung jengah
Masih berniaga bermodal maruah

Pelacur tua membilang hari
Sampaikan bila nasibnya begini
Sampaikan bila kan menjadi abdi
Pada kesempitan dan nafsu diri

Pelacur tua masih di situ
Entah bila kan masih menunggu
Mungkin di suatu masa kan jemu
Atau mungkin keinsafan bertamu

Pelacur tua itu terus di situ
Membilang kerikil menanti waktu…..

Kediaman Rasmi Batu Buruk, 14 Ogos 2014

Bila Syaitan Dihormati


Melihat dari suatu sisi yang tidak manis
Memintal percaya dalam suasana makin hamis
Melihat gelodak dalam dunia yang makin sadis
Yakin dan nafi pada akhiran yang makin tragis

Bila syaitan melilit serban menyarung jubah
Persepsi mata yang melihat pun turut berubah
Tiada lagi mata hati yang merenung dan menyanggah
Tiada lagi keluh jiwa yang garang menongkah

Dikepung segala rasa marah dan benci
Dilebarkan menjadi belas kasihan dan simpati
Sedang dulu mereka yang minta melaknati
Bila bermuka menjadi kaku tunduk menatap bumi

Manakah maruah sebagai  manusia berakal
Bila hati berubah hanya pada beza yang fizikal
Sedang amarah dalam hati masih terus menyangkal
Dan nanah darah cercaan pada yakin yang dangkal

Saud memanggil Sisi untuk hadir ke sisi
Sedang Sisi adalah susuk yang merosakkan asasi
Merubah percaya pada manusia yang hatinya mati
Pinta yakin pada satu kebejatan yang abadi

 Chendering, 15 Ogos 2014


Monday, August 11, 2014

Masihkah ada kemanusiaan

Mereka bertanya masih adakah kemanusiaan yang bersisa,
Sedang kurasa sudah sekian lama kemanusiaan dilupa
Kerna andai ada kemanusiaan di dalam jiwa yang bernama manusia
Pasti seluruh dunia tiada bimbang bila lena menutup mata

Mereka bertanya masih adakah kemanusiaan yang bersisa
Sedang hakikat kemanusiaan itu telah lama lenyap dari jiwa
Kerna andai ada kemanusiaan di dalam jiwa yang bernama manusia
Pasti tiada kedzaliman menjadi penghias wacana pembuka berita

Mereka bertanya masih adakah kemanusiaan yang bersisa
Sedang hakikat apa yang ada hanyalah sekadar sandiwara
Kerna andai ada kemanusiaan di dalam jiwa yang bernama manusia
Pasti setiap anak berhak untuk punyai kehidupan hingga dewasa

Mereka bertanya masih adakah kemanusiaan yang bersisa
Sedang kemanusiaan itu sendiri sudah tidak difahami manusia
Kerna andai ada kemanusiaan di dalam jiwa yang bernama manusia
Pasti manusia akan sebenar-benarnya menjadi manusia

Manusia yang tidak menganggap manusia lain sebagai manusia
Adalah sebenarnya syaitan yang bertopengkan manusia.......

Chendering, 21 Julai 2014

Aku di sini memerhati

Aku di sini memerhati
Di barat gempita umpama perang
Menderu sesah hujah dan tingkah
Mengamuk jerit pekik dan nista

Aku di sini memerhati
Di timur ada pantang diumpan
Menghulur muncung mengejar copong
Lidah menari tak sempat diajar

Aku masih di sini memerhati
Di utara menabrak segala hadang
Hingga ke depan tertampan halang
Rupanya menampar air di dulang

Aku masih di sini memerhati
DI selatan bingkas ingin mencelah
Menutur laju umpama dicabar
Kosong serangan tak memberi bekas

Aku masih di sini memerhati
Belum terlambat untukku ucapkan
Selamat malam si matahari.........

Kediaman Rasmi Batu Buruk 6 Ogos 2014

Coba dan mencoba

Dicoba untuk memahami
Namun terlalu dalam maksudnya
Dicoba untuk mengerti
Namun berbeza tanggapnya
Dicoba untuk mengenali
Namun masih tersembunyi segala
Dicoba untuk dihampiri
Makin dekat semakin jauh dirasa
Dicoba untuk diperhalusi
Makin serabut kalut jadinya
Dicoba untuk dirungkai
Makin kuat belit dan sangkutnya

Akhirnya aku hanya mengerti
Anda si bijak menurut si bodoh
Bijak juga akan menjadi bodoh...........

Chendering 6 Ogos 2014

Oscar dan Bulan – Oscar’s Oasis

Kisah Oscar di malam hari
Terlihat bulan di langit tinggi
Sepertinya bisa dicapai jari
Dihulur lidah umpama mencari

Bulan kian berlalu pergi
Oscar merasa gundah di hati
Dari pokok ke pokok Oscar meniti
Disangka bulan bisa dikejari

Itulah Oscar melihat bulan
Seperti kita melihat impian
Sangkanya dekat dalam dakapan
Rupanya tidak tercapai tangan

Seumpama dekat tetapi jauh
Seumpama terlihat jelas dan utuh
Walau dikejar dengan bersungguh
Impi tak hadir, hajat pun tertangguh

Itulah kisah di dalam cerita
Sekadar pedoman kepada kita
Renunglah dengan minda terbuka
Fikirkan mafhum di balik yang nyata


Kediaman Rasmi Batu Buruk, 10 Ogos 2014