Thursday, August 13, 2015

Lena Yang Tertunggak

Terkebil-kebil mataku ini
Impikan lena di malam sunyi
Namun sedang jiwa lain menyepi
Masih terbaring memaksa diri

Lenaku masih tertunggak
Dek resah jiwa yang mendesak
Tentang persoalan bermain dibenak
Tentang mahu, impi dan kehendak

Mereka masih bersidang di kota
Membahas usul berlawan fakta
Mungkin juga banyak diselit auta
Demi menegak segala kata-kata

Ada aturan yang akan diperkenal
Yang kan merantai tanpa persoal
Walau kanunnya berlapis-lapis tebal
Tapi laksananya ditangan yang bebal

Cukuplah, hentikanlah ancaman
Berilah kami sedikit kebebasan
Bukan kami nak cetus kekacauan
Cuma sedikit rungut dan luahan

Bukan aturan yang kami takut
Tapi laksananya yang sering kalut
Di dahan adil tak pernah berpaut
Cakap sedikit pun kami diangkut

Bukan kami nak jadi pengganas
Bukan juga nak bikin panas
Cuma yang tak betul perlu dibahas
Tarungan biarlah buku dan ruas

Cukuplah kami dirantai disangga
Negara ini tanah air kami juga
Bukan sekadar sebahagian saja
Setiap rakyat harus bersuara

Kita hidup bukannya panjang
Di mahsyar kelak amal ditimbang
Ditanya segala cakap dan sembang
Segala laku pasti dibentang

Mampukah kita jawab segala
Dengan begini laku di dunia
Diberi pangkat salahgunakan kuasa
Yakinkah kita melangkah ke syurga?

Lenaku masih tak kunjungjelma
Walau kucuba pejamkan mata
Dan penaku ingin terus berkata
Demi hidup yang adil sejahtera

Pulau Jawa, 7 April 2015

No comments:

Post a Comment